Selasa, 03 Desember 2013

Penyakit

Dalam usaha penangkaran burung kenari ini tidak lepas dari beberapa hambatan. Salah satunya adalah timbulnya suatu penyakit yang dapat menyerang burung kenari yang dapat menyebabkan burung kenari sakit bahkan menimbulkan kematian. Akan tetapi semuanya dapat diminimalisir dengan adanya beberapa pengetahuan penangkar tentang penyakit pada burung kenari.
Burung kenari termasuk hewan yang sangat rentan terhadap penyakit dan pengaruh lingkungan yang tidak bersahabat. Perbedaan cuaca panas dan dingin pada waktu siang dan malam hari, kondisisangkar yang kurang sehat, pemberian menu makanan yang kurang baik, semuanya dapat menyebabkan munculnya gangguan kesehatan bagi burung kenari.Kesehatan dari burung kenari merupakan hal yang sangat penting untuk dapat melangsungkan kegiatan penangkaran yang dilakukan oleh penangkar kenari. Kesehatan identik dengan kebersihan yang ada di dalam lingkungan sangkar burung kenari. Mengingat burung kenari adalah burung yang mudah terkena penyakit, maka kebersihan sangkar harus selalu dijaga dari serangan berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh virus, jamur, dan faktor penyebab penyakit lainnya.
Burung kenari yang sudah terserang penyakit umumnya sangat sulit untuk disembuhkan. Kalaupun dapat disembuhkan, burung kenari tersebut tatap harus mendapat perhatian khusus dalam waktu yang relatif lama. Jika kita menjumpai burung kenari terserang suatu penyakit sebaiknya segera dipisahkan dari kenari-kenari yang lain yang sehat agar tidak menular. Beri,kut ini disajikan beberapa macam penyakit yang sering menyerang burung kenari.

1.    Gangguan Pernapasan
Berbagai penyebab dari gangguan pernapasan dapat diakibatkan gangguan oleh virus dan bakteri. Penyaki ini menyerang saluran pernapasan dan mengakibatkan infeksi pada saluran pernapasan. Penyakit gangguan pernapasan sering menyerang burung kenari, baik jantan maupun betina. Penyebab penyakit pernapasan adalah adanya infeksi sekunder pada saluran pernapasan oleh E. coli dan virus sejenis Mycoplasma gallisepticcum yang lebih terkenal dengan nama CRD (Chronic Respiratory Desease). Jika sudah kronis, penyakit ini sangat sukar disembuhkan dan biasanya lama kelamaan burung kenari yang terinfeksi penyakit ini akan mati.
Penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini dapat menular ke burung kenari lainnya. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung antara kenari yang terinfeksi dan kenari yang sehat. Misalnya, kedua indukan yang sedang dijodohkan dan kemudian dikawinkan. Padahal salah satu burung kenari tersebut terserang infeksi pernapasan, maka indukan yang tidak terserang penyakit itupun akan tertular. Biasanya kedua indukan tertular saat pejantan meloloh indukan betina. Maka keduanya menjadi terserang infeksi pernapasan karena ada kontak langsung.
Atau dapat juga saat indukan yang terinfeksi penyakit dan menyuapi anaknya, maka anak-anak burung yang disuapi akan tertular oleh penyakit tersebut. Penularan penyakit pernapasan juga dapat terjadi melalui keturunan. Anakan kenari yang berasal dari indukan yang sudah terkena penyakit akan mewarisi penyakit yang dimiliki oleh induknya tersebut. Penularan penyakit pernapasan dapat juga terjadi melalui makanan, minuman, lingkungan kandang yang kurang bersih, dan makanan/minuman yang tercemar kotoran burung yang terinfeksi penyakit.
Tanda-tanda umumnya burung yang terserang penyakit ini adalah kesulitan bernapas, ekornya bergerak naik turun kecil seperti halnya burung kesulitan bernapas. Gejala-gejala penyakit pernapasan yang tampak lainnya adalah burung sering bersin-bersin, pada malam hari yang cuacanya dingin pernapasannya ngorok, hidung lembab/basah berlendir, dan aktivitas atau gerak burung menurun. Tindakan preventif  untuk mengatasi penyakit pernapasan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Burung kenari yang terinfeksi penyakit pernapasan segera diisolasi di kandang tersendiri dan diobati agar tidak menular kepada burung-burung kenari yang lain.
b. Sangkar, tempat makan, dan tempat minum selalu dikontrol dan semua kotoran yang terdapat di dalam sangkar ataupun di dalam wadah makanan/minuman selalu dibersihkan.
c. Makanan yang akan diberikan dicuci bersih dan dikeringkan untuk menghilangkan kemungkinan adanya residu pestisida pertanian yang membahayakan kesehatan burung.
d. Minuman yang kotor segera diganti dengan air yang bersih, segar, sehat, dan tidak mengandung bahan-bahan beracun yang membahayakan kesehatan burung. Air untuk minum direbus terlebih dahulu hingga mendidih untuk membunuh semua jenis bibit penyakit yang terdapat di dalamnya.

2.    Berak Kapur
Selain penyakit pernapasan, jenis Aves atau unggas juga rentan terkena penyakit berak kapur. Penyakit ini menyerang saluran percernaan. Penyakit berak kapur banyak menyerang beberapa jenis unggas. Penyakit ini dikenal juga dengan nama penyakit Salmonellosis atau Pullorum. Penyebab penyakit ini adalah Salmonella pullorum yang menyerang saluran pencernakan.
Penyakit berak kapur bersifat menular. Tanda-tanda atau gejala serangan yang dapat dilihat adalah kotoran burung berbentuk cair dan berwarna putih seperti kapur biasanya berupa cairan seperti kotoran saat burung sedang mencret, nafsu makan menurun, pada stadium tertentu burung mengalami kesulitan membuang kotoran. Jika diperhatikan, banyak kotoran berwarna putih melekat pada bulu di sekitar anus. Tanda lain burung kenari yang terserang penyakit berak kapur adalah muka pucat, bulu tidak teratur (mekrok), sayap menggantung, dan burung tidak bergairah atau lesu.
Semua penyakit timbul karena kurang terjaminnya kebersihan sangkar burung. Kebersihan merupakan kunci utama dalam memelihara burung kenari, sangkar yang kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat menyerang burung kenari. Pencegahan terhadap timbulnya penyakit berak kapur dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sangkar, makanan, dan minuman.
Setiap hari sangkar dibersihkan dari segala kotoran, termasuk kotoran burung kenari itu sendiri. Gunakan desinfektan atau bioseptik untuk mencuci sangkar. Setiap dua hari sekali, tempat pakan dan tempat minum dibersihkan. Sisa-sisa makanan dibersihkan dibuang agar tidak berjamur dan diganti dengan makanan yang baru. Demikian juga, air minum harus selalu diganti dengan air baru yang sudah direbus (matang), bersih, dan sehat (tidak mengandung bahan-bahan beracun yang berbahaya).
Adapun penangan burung yang sudah terinfeksi penyakit berak kapur agar tidak semakin parah dan menulari  burung yang lain dengan mengadakan pengobatan dan mengisolasinya. Jika burung sudah terinfeksi penyakit berak kapur, burung tersebut harus segera dipisahkan burung dari burung-burung yang lain agar tidak menular. Burung yang sudah terinfeksi penyakit berak kapur diberi obat antibiotik secara intensif sesuai dengan petunjuk yang ada. Penggunaan obat antibiotik tidak boleh sembarangan, sebab jika kita tidak tahu secara pasti justru berakibat fatal.

3.    Snot atau Coryza
Penyakit yang menyerang pada bagian kepala burung ini berupa benjolan merah seperti bisul yang semakin lama semakin membesar. Penyakit snot atau coryza disebabkan oleh virus Hemophillus gallinarum. Penyakit ini menyerang sekitar bagian muka burung sehingga menyebabkan bengkak dan muncul benjolan berwarna merah di sekitar hidung, mata, dan telinga. Cara penularannya melalui perantara burung lain, udara, debu, makanan, dan minuman. Penularan penyakit ini juga dapat malalui keturunan.
Tanda-tanda serangan penyakit snot atau coryza yang dapat dilihat adalah muka bengkak, hidung berlendir, sering bersin-bersin, sesak napas, dan nafsu makan turun. Jika tidak ditangani secara serius, lama kelamaan burung yang terserang penyakit ini akan mati.
Pencegahan terhadap serangan penyakit snot atau coryza dapat dilakukan dengan cara menjauhkan burung kenari yang terserang penyakit dari kelompok burung yang lain agar tidak menular. Di samping itu, sangkar, tempat makan, dan minum harus selalu dibersihkan dari segala kotoran. Burung kenari yang terlanjur terserang penyakit snot atau coryza harus segera diberi obat yang sesuai. Obat ini dapat dibeli di Poultry shop terdekat, biasanya berupa cairan yang diteteskan di mulut.

4.    Bubul
Bubul merupakan penyakit yang diakibatkan karena kurang terjaminnya kebersihan sangkar terutama kebersihan bagian tenggeran dan alas sangkar. Kebersihan dari berbagai kotoran yang dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang merugikan bagi kesehatan burung kenari.
Penyakit bubul (bumble foot) adalah jenis penyakit yang sering menyerang hampir semua jenis burung. Penyebab penyakit bubul adalah bakteri Staphylococcus. Bakteri ini menyerang permukaan kulit, terutama kulit telapak kaki. Faktor utama yang menyebabkan timbulnya penyakit bubul adalah kebersihan sangkar, khususnya tempat bertengger. Tanda-tanda serangan penyakit bubul yang dapat dilihat adalah terjadinya penebalan pada kulit sekitar telapak kaki kaki yang membengkak, kuku memanjang, sisik kaki melebar atau merenggang. Jika serangan penyakit bubul ini dibiarkan, maka lama kelamaan infeksi penyakit tersebut akan melebar dan bertambah besar. Pencegahan terhadap serangan penyakit bubul dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan sangkar dan tempat betengger burung.
Pengobatan penyakit bubul ini dapat dilakukan dengan cara sederhana dan murah. Cara ini adalah dengan mengoleskan minyak goreng atau dengan salep kulit pada kaki yang terinfeksi. Kaki diolesi minyak kemudian dengan hati-hati kulit yang terinfeksi dibersihkan namun jangan sampai mengakibatkan luka. Jika burung sudah merasa tidak nyaman sebaiknya cara ini diulangi lagi esok harinya.

5.    Cacingan

Cacingan adalah jenis penyakit yang menyerang saluran pencernaan dan hati. Penyebab cacingan adalah cacing, yakni cacing tambang, cacing gilig, cacing pita, dan cacing hati. Tanda-tanda serangan penyakit cacingan yang dapat dilihat adalah burung kurang bergairah, lemah, nafsu makan berkurang, bulu tidak teratur, kotoran berbentuk cair, dan berat badan burung menurun.
Faktor utama yang menyebabkan munculnya penyakit cacingan adalah kondisi sangkar dan tempat makan/minum yang kotor. Pencegahan terhadap serangan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan sangkar, tempat pakan, dan tempat minum. Oleh karena itu, sangkar, tempat pakan, dan tempat minum harus selalu dikontrol dan dibersihkan dari segala macam kotoran agar tidak menjadi sarang cacing.

6.    Mencret
Penyakit mencret yang sering menyerang burung kenari ada dua macam, mencret yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran pencernaan dan mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan. Tanda-tanda penyakit mencret yang disebabkan oleh bekteri adalah kotoran berbentuk cair, berwarna keruh, berbau busuk, aktivitas (gerak) burung menurun, dan burung tidak memiliki nafsu makan. Sedangkan tanda-tanda mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan adalah kotoran berbentuk cair, berwama bening dan terdapat sedikit gumpalan, tidak begitu berbau busuk, nafsu makan masih tinggi, dan aktivitas burung masih cukup tinggi. Sayuran yang kotor tidak dicuci dan masih mengandung residu obat pembasmi serangga (pestisida) dapat meyebabkan keracunan bagi burung dan menyebabkan mencret.
Penyakit mencret yang disebabkan oleh bekteri bersifat menular, sedangkan penyakit mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan tidak menular. Penularan dapat melalui tempat makan, minuman, maupun kotoran burung yang menderita penyakit tersebut. Oleh karena itu, burung yang terserang penyakit mencret harus segera dikarantina agar tidak menular pada burung-burung yang lain.

7.    Kutu Burung
Burung kenari juga sering diserang oleh kutu burung sehingga proses produksi dan penetasan telur yang dierami terganggu. Kutu burung yang menyerang kenari jantan akan mengakibatkan suara menjadi berkurang. Burung kenari yang terserang kutu burung menunjukkan tanda-tanda gelisah, sering menggigit-gigit bulu, frekuensi suara berkurang, jika bulu burung disingkap akan tampak kutu-kutu yang bergerak di antara bulu. Jika tidak segera diobati, burung kenari yang terserang kutu burung lama kelamaan, berat badan menjadi menurun, nafsu makan akan menurun, dan akhirnya mati.
Penyebab utama serangan kutu burung adalah kondisi sangkar yang kotor, lembab, berbau, dan burung jarang mandi. Pencegahan terhadap kutu burung dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sangkar, menyediakan air yang cukup untuk mandi, dan burung sering dijemur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar